Kalselupdate.my.id, Banjarmasin — Cuplikan video podcast yang menyebut warga Banjar sebagai “pemalas” dan “tidak punya kerjaan” memicu kemarahan publik Kalimantan Selatan. Video berdurasi singkat yang beredar luas di TikTok itu langsung menuai gelombang kritik karena dinilai mengandung ujaran kebencian dan bernada diskriminatif.

Merespons hal tersebut, Forum Kerukunan dan Pemerhati Warga Kalimantan (FKPWK) Kalimantan Selatan segera mengambil langkah hukum dengan melaporkan konten tersebut ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kalsel, Senin (28/7/2025).

Ketua Umum FKPWK, H. Rachmad Fadillah, S.H., menegaskan bahwa laporan ini adalah bentuk perlindungan terhadap martabat dan kehormatan masyarakat Banjar.

“Ini bukan sekadar soal viral atau tidaknya sebuah konten. Ini menyangkut identitas dan harga diri kami sebagai suku yang hidup dalam keberagaman bangsa,” ujarnya usai menyampaikan laporan di Subdit V Cyber Crime.

Meski dikemas dalam format podcast yang biasanya bersifat santai dan menghibur, isi pernyataan dalam video tersebut dianggap telah melampaui batas kebebasan berpendapat. Bagi masyarakat Banjar, pernyataan itu melecehkan nilai budaya dan karakter kolektif yang selama ini dijunjung tinggi.

FKPWK menekankan bahwa ujaran yang merendahkan kelompok etnis tertentu bisa memicu konflik sosial dan mengganggu kerukunan antarkelompok. “Satu komentar sembrono dapat berdampak luas jika tidak segera ditindak,” tegas Rachmad.

Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat Banjar selama ini dikenal religius, pekerja keras, dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan. Mereka telah memberi kontribusi besar dalam pembangunan bangsa, mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, hingga pemerintahan.

“Tidak adil jika kami dihakimi berdasarkan narasi sepihak. Suku Banjar telah membuktikan eksistensinya sebagai bagian penting dari Indonesia,” tambahnya.

FKPWK turut mengingatkan bahwa ruang digital bukanlah tempat tanpa batas. Kebebasan berekspresi tetap harus menghormati hak dan identitas orang lain.

Selain melapor ke Polda Kalsel, FKPWK juga meminta kepolisian di daerah lain turut mengusut kasus ini, mengingat dugaan bahwa pelaku bukan berasal dari Kalimantan Selatan. Mereka berharap adanya kolaborasi antarinstansi penegak hukum agar kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Isu ini bukan hanya soal suku Banjar. Ini adalah pengingat bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa yang harus dijaga bersama,” tutur Rachmad.

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.